Upacara Adat/Ceremonies
(English is below)
BATAGAK PANGHULU adalah upacara pengangkatan panghulu. Sebelum upacara peresmiannya, syarat-syarat berikut harus dipenuhi:
- Baniah, yaitu menentukan calon penghulu baru.
- Dituah cilakoi, yaitu diperbincangkan baik buruknya calon dalam sebuah rapat.
- Panyarahan baniah, yaitu penyerahan calon penghulu baru.
- Manakok ari, yaitu perencanaan kapan acara peresmiannya akan dilangsungkan.
Peresmian pengangkatan panghulu dilaksanakan dengan upacara adat. Upacara ini disebut malewakan gala. Hari pertama adalah batagak gadang, yakni upacara peresmian di rumah gadang yang dihadiri urang nan ampek jinih dan pemuka masyarakat. Panghulu baru menyampaikan pidato. Lalu panghulu tertua memasangkan deta dan menyisipkan sebilah keris tanda serah terima jabatan. Akhirnya panghulu baru diambil sumpahnya, dan ditutup dengan doa. Hari kedua adalah hari perjamuan. Hari berikutnya panghulu baru diarak ke rumah bakonya diringi bunyi-bunyian.
(BATAGAK PANGHULU is clan leader inauguration ceremony. Other clan leaders, all relatives in the same clan and all villagers in the region are invited. The ceremony will last for 7 days or more. Carrying out the ceremony should fulfill the following obligatory requirements:
- Baniah, a term to determine candidate of new Panghulu (clan leader).
- Dituah cilakoi, to discuss advantages and disadvantages of candidate in a meeting.
- Panyarahan baniah, establishing the new candidate.
- Manakok ari, to plan the day of ceremony.
Clan leader inauguration was carried out on custom ceremony. The ceremonial activity called malewakan gala takes a few days. First day is batagak gadang, an inauguration ceremony in Rumah Gadang attended by delegation of four clans and public figures. The New Panghulu makes a speech in front of them. The former Panghulu gives Desta and Keris as a cession symbolizing. At last, the new Panghulu administer his oath and is closed by praying. The second day is a day of reception. The next day, the new Panghulu is carried out to his Bako’s house accompanying with musical celebration.)
BATAGAK RUMAH, adalah upacara mendirikan rumah gadang. Kegiatannya sebagai berikut.
- Mufakat Awal
Upacara batagak rumah dimulai dengan permufakatan orang sekaum, membicarakan letak rumah yang tepat, ukurannya, serta kapan waktu mengerjakannya. Hasil mufakat disampaikan pada panghulu suku, lalu panghulu suku ini menyampaikan rencana mereka pada panghulu suku-suku yang lain.
- Maelo Kayu
yaitu kegiatan untuk menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan, umumnya kayu-kayu. Penebangan dan pemotongan kayu dilakukan secara gotong royong. Kayu yang dijadikan tiang utama direndam dulu dalam lumpur atau air yang terus berganti. Tujuannya agar kayu-kayu itu awet dan sulit dimakan rayap.
- Mancatak Tiang Tuo
yaitu pekerjaan pertama dalam membuat rumah. Bahan-bahan yang akan digunakan diolah lebih lanjut.
- Batagak Tiang
Acara ini dilakukan setelah bahan-bahan siap diolah. Pertama, tiang-tiang ditegakkan dengan bergotong royong. Tiang rumah gadang tidak ditanamkan di tanah, tetapi hanya diletakkan di atas batu layah (gepeng). Karena itulah rumah gadang jarang rusak bila terjadi gempa atau angin badai.
- Manaiakkan Kudo-Kudo
Ini adalah melanjutkan pembangunan rumah setelah tiang-tiang didirikan.
- Manaiak Rumah
Adalah acara terakhir dari upacara batagak rumah, dilakukan setelah rumah selesai. Pada acara ini diadakan perjamuan tanda terima kasih pada semua pihak dan doa syukur pada Allah SWT.
(BATAGAK RUMAH is Rumah Gadang building ceremony consisted of the following activity:
- Mufakat Awal (Initial Discussion)
The ceremony begins with initial discussion with people in one clan. It discusses position, size, and the time to build. Discussion result is confirmed to Panghulu (clan leader, then, he informs the building plan to another clan.
- Maelo Kayu (Taking the wood)
It is an activity to prepare building needs which generally woods. In the ancient era, they work together to cut the trees. Then, the main wooden pillar is soaked in mud or water in to have termite-proof.
- Mancatak Tiang Tuo (Processing the pillar)
It is the first activity to build the house, all material is processed.
- Batagak Tiang (Placing the pillar)
The activity is to place the pillar together.
- Manaiakkan Kudo-Kudo (Preparing the construction structure)
Finishing to place the house pillars, it is followed with construction structure process and continuing to develop of the house.
- Manaiak Rumah (house inauguration)
This is the last ceremony activity, the house inauguration with reception and praying attended by societies.)
UPACARA PERKAWINAN (Wedding Ceremony)
- Pinang-Maminang
Acara ini diprakarsai pihak perempuan. Bila calon suami untuk si gadis sudah ditemukan, dimulailah perundingan para kerabat untuk membicarakan calon itu. Pinangan dilakukan oleh utusan yang dipimpin mamak si gadis. Jika pinangan diterima, perkawinan bisa dilangsungkan.
- Batimbang Tando
Batimbang tando adalah upacara pertunangan. Saat itu dilakukan pertukaran tanda bahwa mereka telah berjanji menjodohkan anak kamanakan mereka. Setelah pertunangan barulah dimulai perundingan pernikahan.
- Malam Bainai
Bainai adalah memerahkan kuku pengantin dengan daun pacar/inai yang telah dilumatkan. Yang diinai adalah keduapuluh kuku jari. Acara ini dilaksanakan di rumah anak daro (pengantin wanita) beberapa hari sebelum hari pernikahan. Acara ini semata-mata dihadiri perempuan dari kedua belah pihak.
- Pernikahan
Pernikahan dilakukan pada hari yang dianggap paling baik, biasanya Kamis malam atau Jumat. Acara pernikahan diadakan di rumah anak daro atau di masjid.
- Basandiang dan Perjamuan
Basandiang adalah duduknya kedua pengantin di pelaminan untuk disaksikan tamu-tamu yang hadir pada pesta perjamuan. Kedua pengantin memakai pakaian adat Minangkabau. Acara biasanya dipusatkan di rumah anak daro, jadi segala keperluan dan persiapan dilakukan oleh pihak perempuan.
- Manjalang
Manjalang merupakan acara berkunjung. Acara ini dilaksanakan di rumah marapulai (pengantin laki-laki). Para kerabat menanti anak daro yang datang manjalang. Kedua pengantin diiringi kerabat anak daro dan perempuan yang menjujung jamba, yaitu semacam dulang berisi nasi, lauk pauk, dsb.
(- Pinang-Maminang (proposing)
Woman family initiates the proposing if husband candidate found. Proposing is delegated of woman’s uncle. Marriage would be held if proposing is accepted.
- Batimbang Tando (engagement)
This is an engagement ceremony, time to hold a promise to marry symbolized with giving a kind of gift, usually ring, one to another of two families as their son and daughter are in relation.
- Malam Bainai (night of red nail polishing)
Bainai is a red nail polishing of wedding couple with a kind of leaves. The twenty nails of couple’ finger is polished with the leaves. This program is carried out on bride house, only women from two families attend.
- Pernikahan (marriage settlement)
Marriage is usually held on Thursday or Friday in bride house or mosque.
- Basandiang dan Perjamuan (Wedding Party)
Basandiang refers to bridal couple sits on dais watched by guests attending wedding party. The couple wear traditional clothe of Minangkabau. Program is usually concentrated on bride house, all necessary things is prepared by bride family.
- Manjalang (visiting)
This is a visiting program after marriage. Bridegroom brings his bride to visit his relatives, a kind of program to introduce her to new relatives. Bride usually brings some gifts in these visits while the visited relative also does the same.
(English is below)
BATAGAK PANGHULU adalah upacara pengangkatan panghulu. Sebelum upacara peresmiannya, syarat-syarat berikut harus dipenuhi:
- Baniah, yaitu menentukan calon penghulu baru.
- Dituah cilakoi, yaitu diperbincangkan baik buruknya calon dalam sebuah rapat.
- Panyarahan baniah, yaitu penyerahan calon penghulu baru.
- Manakok ari, yaitu perencanaan kapan acara peresmiannya akan dilangsungkan.
Peresmian pengangkatan panghulu dilaksanakan dengan upacara adat. Upacara ini disebut malewakan gala. Hari pertama adalah batagak gadang, yakni upacara peresmian di rumah gadang yang dihadiri urang nan ampek jinih dan pemuka masyarakat. Panghulu baru menyampaikan pidato. Lalu panghulu tertua memasangkan deta dan menyisipkan sebilah keris tanda serah terima jabatan. Akhirnya panghulu baru diambil sumpahnya, dan ditutup dengan doa. Hari kedua adalah hari perjamuan. Hari berikutnya panghulu baru diarak ke rumah bakonya diringi bunyi-bunyian.
(BATAGAK PANGHULU is clan leader inauguration ceremony. Other clan leaders, all relatives in the same clan and all villagers in the region are invited. The ceremony will last for 7 days or more. Carrying out the ceremony should fulfill the following obligatory requirements:
- Baniah, a term to determine candidate of new Panghulu (clan leader).
- Dituah cilakoi, to discuss advantages and disadvantages of candidate in a meeting.
- Panyarahan baniah, establishing the new candidate.
- Manakok ari, to plan the day of ceremony.
Clan leader inauguration was carried out on custom ceremony. The ceremonial activity called malewakan gala takes a few days. First day is batagak gadang, an inauguration ceremony in Rumah Gadang attended by delegation of four clans and public figures. The New Panghulu makes a speech in front of them. The former Panghulu gives Desta and Keris as a cession symbolizing. At last, the new Panghulu administer his oath and is closed by praying. The second day is a day of reception. The next day, the new Panghulu is carried out to his Bako’s house accompanying with musical celebration.)
BATAGAK RUMAH, adalah upacara mendirikan rumah gadang. Kegiatannya sebagai berikut.
- Mufakat Awal
Upacara batagak rumah dimulai dengan permufakatan orang sekaum, membicarakan letak rumah yang tepat, ukurannya, serta kapan waktu mengerjakannya. Hasil mufakat disampaikan pada panghulu suku, lalu panghulu suku ini menyampaikan rencana mereka pada panghulu suku-suku yang lain.
- Maelo Kayu
yaitu kegiatan untuk menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan, umumnya kayu-kayu. Penebangan dan pemotongan kayu dilakukan secara gotong royong. Kayu yang dijadikan tiang utama direndam dulu dalam lumpur atau air yang terus berganti. Tujuannya agar kayu-kayu itu awet dan sulit dimakan rayap.
- Mancatak Tiang Tuo
yaitu pekerjaan pertama dalam membuat rumah. Bahan-bahan yang akan digunakan diolah lebih lanjut.
- Batagak Tiang
Acara ini dilakukan setelah bahan-bahan siap diolah. Pertama, tiang-tiang ditegakkan dengan bergotong royong. Tiang rumah gadang tidak ditanamkan di tanah, tetapi hanya diletakkan di atas batu layah (gepeng). Karena itulah rumah gadang jarang rusak bila terjadi gempa atau angin badai.
- Manaiakkan Kudo-Kudo
Ini adalah melanjutkan pembangunan rumah setelah tiang-tiang didirikan.
- Manaiak Rumah
Adalah acara terakhir dari upacara batagak rumah, dilakukan setelah rumah selesai. Pada acara ini diadakan perjamuan tanda terima kasih pada semua pihak dan doa syukur pada Allah SWT.
(BATAGAK RUMAH is Rumah Gadang building ceremony consisted of the following activity:
- Mufakat Awal (Initial Discussion)
The ceremony begins with initial discussion with people in one clan. It discusses position, size, and the time to build. Discussion result is confirmed to Panghulu (clan leader, then, he informs the building plan to another clan.
- Maelo Kayu (Taking the wood)
It is an activity to prepare building needs which generally woods. In the ancient era, they work together to cut the trees. Then, the main wooden pillar is soaked in mud or water in to have termite-proof.
- Mancatak Tiang Tuo (Processing the pillar)
It is the first activity to build the house, all material is processed.
- Batagak Tiang (Placing the pillar)
The activity is to place the pillar together.
- Manaiakkan Kudo-Kudo (Preparing the construction structure)
Finishing to place the house pillars, it is followed with construction structure process and continuing to develop of the house.
- Manaiak Rumah (house inauguration)
This is the last ceremony activity, the house inauguration with reception and praying attended by societies.)
UPACARA PERKAWINAN (Wedding Ceremony)
- Pinang-Maminang
Acara ini diprakarsai pihak perempuan. Bila calon suami untuk si gadis sudah ditemukan, dimulailah perundingan para kerabat untuk membicarakan calon itu. Pinangan dilakukan oleh utusan yang dipimpin mamak si gadis. Jika pinangan diterima, perkawinan bisa dilangsungkan.
- Batimbang Tando
Batimbang tando adalah upacara pertunangan. Saat itu dilakukan pertukaran tanda bahwa mereka telah berjanji menjodohkan anak kamanakan mereka. Setelah pertunangan barulah dimulai perundingan pernikahan.
- Malam Bainai
Bainai adalah memerahkan kuku pengantin dengan daun pacar/inai yang telah dilumatkan. Yang diinai adalah keduapuluh kuku jari. Acara ini dilaksanakan di rumah anak daro (pengantin wanita) beberapa hari sebelum hari pernikahan. Acara ini semata-mata dihadiri perempuan dari kedua belah pihak.
- Pernikahan
Pernikahan dilakukan pada hari yang dianggap paling baik, biasanya Kamis malam atau Jumat. Acara pernikahan diadakan di rumah anak daro atau di masjid.
- Basandiang dan Perjamuan
Basandiang adalah duduknya kedua pengantin di pelaminan untuk disaksikan tamu-tamu yang hadir pada pesta perjamuan. Kedua pengantin memakai pakaian adat Minangkabau. Acara biasanya dipusatkan di rumah anak daro, jadi segala keperluan dan persiapan dilakukan oleh pihak perempuan.
- Manjalang
Manjalang merupakan acara berkunjung. Acara ini dilaksanakan di rumah marapulai (pengantin laki-laki). Para kerabat menanti anak daro yang datang manjalang. Kedua pengantin diiringi kerabat anak daro dan perempuan yang menjujung jamba, yaitu semacam dulang berisi nasi, lauk pauk, dsb.
(- Pinang-Maminang (proposing)
Woman family initiates the proposing if husband candidate found. Proposing is delegated of woman’s uncle. Marriage would be held if proposing is accepted.
- Batimbang Tando (engagement)
This is an engagement ceremony, time to hold a promise to marry symbolized with giving a kind of gift, usually ring, one to another of two families as their son and daughter are in relation.
- Malam Bainai (night of red nail polishing)
Bainai is a red nail polishing of wedding couple with a kind of leaves. The twenty nails of couple’ finger is polished with the leaves. This program is carried out on bride house, only women from two families attend.
- Pernikahan (marriage settlement)
Marriage is usually held on Thursday or Friday in bride house or mosque.
- Basandiang dan Perjamuan (Wedding Party)
Basandiang refers to bridal couple sits on dais watched by guests attending wedding party. The couple wear traditional clothe of Minangkabau. Program is usually concentrated on bride house, all necessary things is prepared by bride family.
- Manjalang (visiting)
This is a visiting program after marriage. Bridegroom brings his bride to visit his relatives, a kind of program to introduce her to new relatives. Bride usually brings some gifts in these visits while the visited relative also does the same.
Todays, many modifications of wedding tradition are growth; such as some considered unnecessary traditional activities or programs is removed by agreement.)
UPACARA TURUN MANDI, dimaksudkan untuk menghormati keturunan yang baru lahir dan berbagi kebahagiaan dengan masyarakat bahwa di kaum tersebut telah lahir keturunan baru. Upacara ini dilaksanakan di rumah orang tua si anak saat anak tersebut berumur tiga bulan. Di sini, si anak dimandikan oleh bakonya. Selain itu juga ada perjamuan.
(UPACARA TURUN MANDI, it is purposed to have respect to a new delivery baby and to share happiness with societies. The ceremony is held on parent’ house when the baby on three months of ages. As ritual, Bako (father’ family) take the baby a bath followed by reception.)
UPACARA KEKAH, merupakan syariat agama Islam. Ini dimaksudkan sebagai upacara syukuran atas titipan Allah SWT berupa anak kepada kedua orang tuanya. Waktu pelaksanaannya bermacam-macam.Upacara dilaksanakan di rumah ibu si anak atau di rumah bakonya. Acara dimulai dengan pembukaan. Lalu seekor kambing disembelih, dibersihkan, lalu dimasak. Acara dilanjutkan dengan doa, lalu makan bersama.
(UPACARA KEKAH, this ceremony is “syari’ah (Law) of Islam” that purposed as thankfulness to Allah’ gift. A goat is slaughtered and then cooked, followed with praying.)
UPACARA SUNAT RASUL, merupakan syariat Islam, tanda pendewasaan bagi seorang anak. Upacara biasanya diselenggarakan di rumah ibu si anak atau rumah keluarga terdekat ibu si anak. Acara dimulai dengan pembukaan, lalu si anak disunat, selanjutnya doa.
(UPACARA SUNAT RASUL, this is another “syari’ah (Law) of Islam” as the maturity character to Moslem men where they are obligated to have circumcision. merupakan syariat Islam, tanda pendewasaan bagi seorang anak. It is usually held on parent house or closest relative which begin with praying for safety, circumcision, and closed with thankfulness praying.)
(UPACARA SUNAT RASUL, this is another “syari’ah (Law) of Islam” as the maturity character to Moslem men where they are obligated to have circumcision. merupakan syariat Islam, tanda pendewasaan bagi seorang anak. It is usually held on parent house or closest relative which begin with praying for safety, circumcision, and closed with thankfulness praying.)
UPACARA TAMAIK KAJI, disebut juga khatam Al-Qur’an) diadakan bila seorang anak yang telah mengaji di surau sebelumnya tamat membaca Al-Quran. Acara diadakan di rumah ibu si anak atau di surau/masjid tempat anak itu mengaji. Si anak disuruh membaca Al-Quran dihadapan seluruh orang yang hadir, dilanjutkan dengan makan bersama. Acara ini biasa pula dilakukan beramai-ramai.
(UPACARA TAMAIK KAJI, It is also called as “khatam Al-Qur’an” which held if a child finish to read the Al-Qur’an. It can be held on parent’ house or mosque, the, the child is pleased to read Al-Qur’an in front of ceremony attendant and followed with reception and praying.)
(UPACARA TAMAIK KAJI, It is also called as “khatam Al-Qur’an” which held if a child finish to read the Al-Qur’an. It can be held on parent’ house or mosque, the, the child is pleased to read Al-Qur’an in front of ceremony attendant and followed with reception and praying.)
UPACARA KEMATIAN, pergi melayat (takziah) ke rumah orang yang meninggal merupakan adat bagi orang Minangkabau. Tidak hanya karena dianjurkan ajaran Islam, tapi juga karena hubungan kemasyarakatan yang sangat akrab membuat mereka malu bila tidak datang melayat. Upacara kematian dimaksudkan sebagai upacara penghormatan terakhir pada almarhum/ah. Umumnya upacara kematian lebih mengutamakan hal-hal yang wajib dilaksanakan menurut syariat Islam, yakni penyelenggaraan jenazah. Pada acara ini juga diiringi pidato/pasambahan adat.
(UPACARA KEMATIAN, to make a visit of condolence is tradition of Minangkabau people. It is not only required by Islam Law but also as a society relationship that they will shame if not making a visit of condolence. The ceremony of condolence is aimed to have a last respect to a late person.)
(UPACARA KEMATIAN, to make a visit of condolence is tradition of Minangkabau people. It is not only required by Islam Law but also as a society relationship that they will shame if not making a visit of condolence. The ceremony of condolence is aimed to have a last respect to a late person.)
0 Comments:
Post a Comment
Silakan isi komentar anda di bawah ini