(English is Below)
Istano Silinduang Bulan/Silinduang Bulan Palace
Istano Silinduang Bulan merupakan istana yang terletak di nagari Pagaruyung tepatnya di pusat kerajaan pagaruyung. Istana ini didirikan di tapak istana lama yang sebelumnya terbakar pada tahun 1966, dua kilometer sebelah utara Istano Basa. Istana yang berukuran 28 x 8 meter disebut juga rumah Gadang Sembilan Ruang. Saat ini Istano Silinduang Bulan masih dihuni oleh keluarga pewaris raja-raja Pagaruyung. Benda-benda pusaka Kerajaan Pagaruyung juga disimpan di sini. Istano Silinduang Bulan yang sekarang merupakan replika yang sudah dibangun ulang untuk menggantikan istana lama yang terbakar. Merupakan satu-satunya contoh/ replika istana Minangkabau tersisa setelah Istano Basa terbakar tahun 2007.
(Istano Silinduang Bulan is a replicated palace located on center of Pagaruyuang. It was built on the former location of 1966 old burned palace, 2 km north of Istano Basa. The 28 x 8 m place is also called Rumah Gadang Sambilan Ruang. Up to now, the royal family of Pagaruyuang still live in this palace and the kingdom heirlooms still kept inside. Silinduang Bulan is the only replica of Minangkabau palace left since Istano Baso fired on 2007.)
Rumah Tuo Kampai Nan Panjang/ Kampai Nan Panjang' Old Traditional House
Rumah tradisional Minangkabau yang telah berumur lebih dari 300 tahun. Rumah ini menggambarkan arsitektur khas Minangkabau masa lampau yang terdiri dari 7 kamar dan uniknya berkonstruksi tanpa paku. Berada di sini kita seakan menembus ke lorong waktu masa silam. Membayangkan kehidupan pada masa dibangunnya rumah ini.
(This Minangkabau traditional house has been more than 300 years. It reflects the unique architecture of Minangkabau, consist of 7 rooms and has knock down construction. Being here bring us to pass hundred years of past era. To imagine the live when the house were built.)
Batu Basurek
Prasasti sejarah yang menerangkan kejayaan Adityawarman sebagai raja di Ranah Minang. Batu basurek terletak didesa kubu rajo nagari lima kaum berjarak 4 km dari Batu sangkar.Batu basurek ini terletak di bagian atas makam raja Adityawarman. Prasasti Batu Basurek ini ditulis dengan tulisan jawa kuno berbahasa sanskerta.Batu basurek ini lebarnya 25 cm tingginya 80 cm dengan ketebalan 10 cm dan berat sekitar 50 kg.
(Batu Basurek is a historical epigraphy explaining the glory of Adityawarman as a King in Minangkabau. It locates on Kubu village, 4 km from Batu Sangkar. The epigraphy are on apex of Adityawarman cemetary. It was wrote on Javanese script and Sanskrit language. It has dimension 25 cm wide, 80 cm tall, and 10 cm thick, and 50 kg weight.)
Batu Batikam/Stabbing Stone
Batu Batikam menurut sejarahnya merupakan lambang perdamaian antara pemimpin yang berkuasa pada saat itu, yaitu Datuak Parpatih Nan Sabatang dan Datuak Katumangguangan. Ada juga yang menyatakan sebagai pelampiasan emosi Datuak Parpatih Nan Sabatang ketika bertikai dengan Datuak Katumangungan. Batu berukuran 55 x 20 x 45 cm berbentuk mirip segi tiga dengan lubang seperti bekas tikaman ini terdapat di Jorong Dusun Tuo, Nagari Lima Kaum, sekitar 15 menit dari Batu Sangkar. Situs Batu Batikam memiliki luas + 1.800 m2, dan terdapat pula tempat musyawarah kepala suku zaman dahulu yang dikenal sebagai Medan Nan Bapaneh yang ditunjukkan melalui susunan batu-batu seperti sandaran tempat duduk di sekitar pepohonan rindang berusia ratusan tahun.
(Historically, Batu Batikan is a peace symbol between to clan leader, Datuak Parpatih dan Sabatang and Datuak Katumanggungan. Others tell that the stabbing was an emotional release of Datuak Parpatih Nan Sabatang when he confronted with Datuak Katumanggungan. The 55 x 20 x 45 cm stone is similar to triangle and has a stabbing-looked hole in the middle. It locates on Tuo village, 15 minutes from Batu Sangkar. The site of Batu Batikam is 1,800 m2 including Medan Nan Bapaneh (meeting place of ancient clan leader) that shown as organized stone similar to "seat" around the hundred years of tress there.)
Lembah Anai/Anai Valley
Suatu kawasan Cagar Alam yang terletak di Kecamatan X Koto, Kab. Tanah Datar. Lembah dengan personal alam asri dan berudara sejuk. Deraian air terjunnya yang memecah sangat menarik minat pelancong yang melewatinya untuk mampir dan mandi di dinginnya air dan segarnya udara sekitarnya. Air terjun ini telah dikenal para pelancong semenjak tempo dulu. Biking dan trekking di sini sangat memuaskan. Lokasi ini selalu dilewati dalam rute perjalanan Padang-Bukittinggi.
(It is a protected forest area in Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. It is a natural and green valley with fresh air and beautiful waterfall. The waterfall magically invite the tourist to be showered and bathed in a the cold water. Biking and tracking this area would satisfy tourist desire of natural and greeny view. The Anai Valley location is always passed in the route of Padang-Bukittinggi.)
Istano Silinduang Bulan/Silinduang Bulan Palace
Istano Silinduang Bulan merupakan istana yang terletak di nagari Pagaruyung tepatnya di pusat kerajaan pagaruyung. Istana ini didirikan di tapak istana lama yang sebelumnya terbakar pada tahun 1966, dua kilometer sebelah utara Istano Basa. Istana yang berukuran 28 x 8 meter disebut juga rumah Gadang Sembilan Ruang. Saat ini Istano Silinduang Bulan masih dihuni oleh keluarga pewaris raja-raja Pagaruyung. Benda-benda pusaka Kerajaan Pagaruyung juga disimpan di sini. Istano Silinduang Bulan yang sekarang merupakan replika yang sudah dibangun ulang untuk menggantikan istana lama yang terbakar. Merupakan satu-satunya contoh/ replika istana Minangkabau tersisa setelah Istano Basa terbakar tahun 2007.
(Istano Silinduang Bulan is a replicated palace located on center of Pagaruyuang. It was built on the former location of 1966 old burned palace, 2 km north of Istano Basa. The 28 x 8 m place is also called Rumah Gadang Sambilan Ruang. Up to now, the royal family of Pagaruyuang still live in this palace and the kingdom heirlooms still kept inside. Silinduang Bulan is the only replica of Minangkabau palace left since Istano Baso fired on 2007.)
Rumah Tuo Kampai Nan Panjang/ Kampai Nan Panjang' Old Traditional House
Rumah tradisional Minangkabau yang telah berumur lebih dari 300 tahun. Rumah ini menggambarkan arsitektur khas Minangkabau masa lampau yang terdiri dari 7 kamar dan uniknya berkonstruksi tanpa paku. Berada di sini kita seakan menembus ke lorong waktu masa silam. Membayangkan kehidupan pada masa dibangunnya rumah ini.
(This Minangkabau traditional house has been more than 300 years. It reflects the unique architecture of Minangkabau, consist of 7 rooms and has knock down construction. Being here bring us to pass hundred years of past era. To imagine the live when the house were built.)
Batu Basurek
Prasasti sejarah yang menerangkan kejayaan Adityawarman sebagai raja di Ranah Minang. Batu basurek terletak didesa kubu rajo nagari lima kaum berjarak 4 km dari Batu sangkar.Batu basurek ini terletak di bagian atas makam raja Adityawarman. Prasasti Batu Basurek ini ditulis dengan tulisan jawa kuno berbahasa sanskerta.Batu basurek ini lebarnya 25 cm tingginya 80 cm dengan ketebalan 10 cm dan berat sekitar 50 kg.
(Batu Basurek is a historical epigraphy explaining the glory of Adityawarman as a King in Minangkabau. It locates on Kubu village, 4 km from Batu Sangkar. The epigraphy are on apex of Adityawarman cemetary. It was wrote on Javanese script and Sanskrit language. It has dimension 25 cm wide, 80 cm tall, and 10 cm thick, and 50 kg weight.)
Batu Batikam/Stabbing Stone
Batu Batikam menurut sejarahnya merupakan lambang perdamaian antara pemimpin yang berkuasa pada saat itu, yaitu Datuak Parpatih Nan Sabatang dan Datuak Katumangguangan. Ada juga yang menyatakan sebagai pelampiasan emosi Datuak Parpatih Nan Sabatang ketika bertikai dengan Datuak Katumangungan. Batu berukuran 55 x 20 x 45 cm berbentuk mirip segi tiga dengan lubang seperti bekas tikaman ini terdapat di Jorong Dusun Tuo, Nagari Lima Kaum, sekitar 15 menit dari Batu Sangkar. Situs Batu Batikam memiliki luas + 1.800 m2, dan terdapat pula tempat musyawarah kepala suku zaman dahulu yang dikenal sebagai Medan Nan Bapaneh yang ditunjukkan melalui susunan batu-batu seperti sandaran tempat duduk di sekitar pepohonan rindang berusia ratusan tahun.
(Historically, Batu Batikan is a peace symbol between to clan leader, Datuak Parpatih dan Sabatang and Datuak Katumanggungan. Others tell that the stabbing was an emotional release of Datuak Parpatih Nan Sabatang when he confronted with Datuak Katumanggungan. The 55 x 20 x 45 cm stone is similar to triangle and has a stabbing-looked hole in the middle. It locates on Tuo village, 15 minutes from Batu Sangkar. The site of Batu Batikam is 1,800 m2 including Medan Nan Bapaneh (meeting place of ancient clan leader) that shown as organized stone similar to "seat" around the hundred years of tress there.)
Lembah Anai/Anai Valley
Suatu kawasan Cagar Alam yang terletak di Kecamatan X Koto, Kab. Tanah Datar. Lembah dengan personal alam asri dan berudara sejuk. Deraian air terjunnya yang memecah sangat menarik minat pelancong yang melewatinya untuk mampir dan mandi di dinginnya air dan segarnya udara sekitarnya. Air terjun ini telah dikenal para pelancong semenjak tempo dulu. Biking dan trekking di sini sangat memuaskan. Lokasi ini selalu dilewati dalam rute perjalanan Padang-Bukittinggi.
(It is a protected forest area in Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. It is a natural and green valley with fresh air and beautiful waterfall. The waterfall magically invite the tourist to be showered and bathed in a the cold water. Biking and tracking this area would satisfy tourist desire of natural and greeny view. The Anai Valley location is always passed in the route of Padang-Bukittinggi.)
0 Comments:
Post a Comment
Silakan isi komentar anda di bawah ini