Tarian Tradisional Tarian Tradisional ~ MALALA TOUR INDONESIA

FACEBOOK

Photobucket

Monday, July 6, 2009

Tarian Tradisional

Traditional Dance
(English is Below)


Tari Piriang

Tarian Piriang merupakan sebuah seni tarian milik orang Minangkabau yang berasal dari Sumatra Barat. Tarian ini memiliki gerakan yang menyerupai gerakan para petani semasa bercucuk tanam, membuat kerja menuai dan sebagainya. Tarian ini juga melambangkan rasa gembira dan syukur dengan hasil tanaman mereka. Tarian ini merupakan tarian gerak cepat dengan para penari memegang piring di tapak tangan mereka, diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh talempong dan saluang. Kadangkala, piring-piring itu akan dilontar ke udara atau pun dihempas ke tanah dan dipijak oleh penari-penari tersebut. Bagi menambah unsur-unsur estetika , magis dan kejutan dalam tarian ini, penari lelaki dan perempuan akan memijak piring-piring pecah tanpa rasa takut dan tidak pula luka. Penonton tentu akan berasa ngeri apabila kaca-kaca pecah dan tajam itu dipijak sambil menarik.

(Tari Piriang is an originally dance of Minangkabau, WestSumatra. The dance motion looks like farmers when were planting, yielding, etc. It also demonstrates happiness and gratefulness of the yields. Typically, it is a kind of quick motion dancing where the dancers hold “piriang” (plate/saucer) in their palm of hands followed by the beat of talempong and saluang. Sometimes, piriang is thrown up or broken to the floor down, and even stepped on by them. It is absolutely esthetic, magic and surprised when the dancers stepp the broken glass on without fear and injury. Can you imagine if u were stepped on the broken glass while you are dancing?)

Tari Indang
Tarian Indang menggambarkan kedatangan Islam di Sumatra Barat. Tarian ini juga dikenal dengan tarian Badindin, yaitu kata-kata “din din ba din din” pada lagu pengiring tarian ini, selain itu syairnya menggambarkan keagungan Allah, apapun yang dilakukan adalah untuk mendapatkan restu dan ridha-Nya.

(Tarian Indang reflects Islam arrival in West Sumatra. It is also called “tarian Badindin”, from the lyrics “dindin ba dindin” on song accompanying this dance. The lyrics also tell about the Allah the Almighty, everything is being done aimed to reach God Blessing.)

Tari Payung
Merupakan tarian pergaulan Melayu yang popular yang menggambarkan suasana kegembiraan antara sepasang kekasih. Musik pengiringnya berirama Melayu dengan ciri khas hitungan ketukan pada gendangnya. Penari pria memakai kostum taluak balango, berkopiah, bercelana panjang dan sesamping dari kain sarung, sedangkan yang wanita memakai sunting kecil, baju kurung, sarung songket dan selendang. Payung dimainkan secara bergantian dan bersama-sama. Di Ranah Minang tari ini biasanya diiringi oleh lagu “Tari Payuang” yang liriknya
Babendibendi ka sungai Tanang aduhai sayang
babendibendi ka sungai Tanang aduhai sayang
Singgahlah mamatiek singgahlah mamatiek bungo lembayuang
singgahlah mamatiek singgalah mamatiek bungo lembayuang….(dst)

Tari Payung is a popular social-interaction dance that shows a couple. Background music of this dance is a Malay rhythm characterized by the beat of percussion. Male dancer wears “Taluak Balango, Kopiah, trouser, and shoulder belt from sarong while female wears “Sunting kecil, baju kurung, sarung songket and selendang”. The dance is frequently performed on wedding or teenage parties. Payung (umbrella) is danced by turns and collective. It usually followed by a song with title “Tari Payung”.

Tari Pasambahan
Tari Pasambahan sesuai dengan arti kata “Pasambahan” (Persembahan) adalah tarian orang Minangkabau dalam menyambut kedatangan orang yang dihormati atau tamu. Biasanya ditarikan saat menyambut tamu-tamu daerah (pejabat luar, dsb) dan kedatangan Pengantin Minang, biasanya datang dengan payung kebesaran, disambut secara adat, baik dengan Pencak Silat maupun dengan Tari Pasambahan. Jadi tarian tersebut dimaksudkan sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada Tamu Agung yang baru saja sampai. Biasanya tari Pasambahan, diiringi dengan suguhan Daun Sirih di Carano kepada para tamu atau rombongan tamu.

By mean of the word “Pasambahan” in Minangkabau that means welcoming, it is a traditional dance to welcome notable people or respectful guest. The dance is commonly purposed to welcome guest and the arrival of bridegroom with traditional ceremony, silat martial art, and carano.


0 Comments:

Post a Comment

Silakan isi komentar anda di bawah ini

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More