Logo
Motto | Tuah Sakato (Seia Sekata)/ United Prosperity |
Koordinat/ Coordinate | 00PN-1020PS, 980-1020LE |
Ibu Kota/ Capital | Padang |
Luas/ Area | 42.297,30 km2 |
Penduduk/ Population | 4.400.000 (2002) |
Kepadatan/ Density | 104/km2 |
Suku/ Ethnical Group | Minangkabau (88%), Batak (4%), Javanese (4%), Mentawai (1%) |
Agama/ Religion | Islam (98%), Kristen (1,6%), Hindu (0,0032%), Buddha (0,26%) |
Bahasa/Language | Bahasa Minang, Indonesia, & Mentawai (Minangkabau, Indonesian, and Mentawaian) |
Zona Waktu/ Time Zone | WIB (UTC +7) |
Peta/Map
Kabupaten & Kota/ Regencies & Cities
No | Kabupaten Kota | Ibu Kota |
1 | Kabupaten Agam | Lubuk Basung |
2 | Kabupaten Dharmasraya | Pulau Punjung |
3 | Kabupaten Kep.Mentawai | Tua Pejat |
4 | Kabupaten Lima Puluh Kota | Sarilamak |
5 | Kabupaten Padang Pariaman | Parit Malintang |
6 | Kabupaten Pasaman | Lubuk Sikaping |
7 | Kabupaten Pasaman Barat | Simpang Empat |
8 | Kabupaten Pesisir Selatan | Painan |
9 | Kabupaten Sijunjung | Muaro Sijunjung |
10 | Kabupaten Solok | Arosuka |
11 | Kabupaten Solok Selatan | Padang Aro |
12 | Kabupaten Tanah Datar | Batusangakar |
13 | Kota Bukittinggi | |
14 | Kota Padang | |
15 | Kota Padang Panjang | |
16 | Kota Pariaman | |
17 | Kota Payakumbuh | |
18 | Kota Sawahlunto | |
19 | Kota Solok |
The Mascot of Fauna
Andaleh
The Mascot of Flora
The Mascot of Flora
Masyarakat
Orang Minangkabau merupakan penduduk Sumatera Barat di pulau Sumatera. Mayoritas Islam, dan terkenal sebagai pedangang ulet di Indonesia.
Orang Mentawai mendiami lepas pantai barat Sumatera, juga bagian dari provinsi ini. Berbicara dalam bahasa Mentawai yang tidak serumpun dangan Bahasa Indonesia ataupun BahasaMinangkabau. Saat ini kebanyakan orang Mentawai penganut Kristen, dulunya penganut animisme.
Mayoritas penganut Muslim taat sangat toleran terhadap agama lain. Menunjukkan motto provinsi “Tuah Sakato/Seiya Sekata” dan fleksibilitas orang Minang sebagai mayoritas. Sebagai orang dengan tradisi dagang, penduduk Sumatera Barat terkenal ramah, terbuka dan malu jika tidak dapat melayani tamu. Di samping itu, orang Minang juga dikenal kecendikiaanya, karena banyak yang telah berperan penting dalam sejarah Indonesia.
People
The Minangkabau people inhabit the area of West Sumatra province on the island Sumatra. They are predominantly Muslim, and they have a reputation throughout Indonesia as traders.
Mentawaians live on the Mentawai Islands, off the western coast of Sumatra, that are also part of the province. They speak Mentawai languages, which are not intelligible with either Indonesian nor Minangkabau. Most of the Mentawais are Christians nowadays.
Majority strictly Moslem is tolerance to other religions. It reflects the province motto “United Prosperity” and the flexibility of Minangkabau as the majority. As people with long tradition in trading, West Sumatra people are well-known with their friendliness. They are culturally welcome and shame if they cannot serve the guests. Beside, Minangkabau people is also famous with their intellectualism as many had given their important role in history of Indonesia.
Sejarah Sumatra Barat
Sumatera Barat (disingkat Sumbar) adalah sebuah provinsi yang terletak di pesisir Barat pulau Sumatra, Indonesia. Provinsi ini adalah provinsi terluas kesebelas di Indonesia. Berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara di sebelah utara, Riau dan Jambi sebelah Timur, dan Bengkulu di sebelah Tenggara. Kepulauan Mentawai termasuk wilayah provinsi ini.
Sumatera Barat pada masa lalu merupakan inti dari Kerajaan Pagaruyung. Bukti arkeologis menunjukkan daerah di sekitar Kabupaten Limapuluh Kota membentuk daerah hunian pertama orang Minangkabau. Penafsiran ini didukung karena Kabupaten Limapuluh Kota meliputi sejumlah sungai besar yang bermuara di bagian selatan pesisir Sumatera. Sungai-sungai tersebut diketahui memberikan sarana pelayaran dari era sebelumnya hingga abad terakhir. Nenek moyang orang Minangkabau diyakini datang melalui rute ini. Mereka berlayar dari Asia (Indo-China) lewat Laut Cina Selatan, melintasi Selat Malaka dan kemudian menetap di sekitar Sungai Kampar, Siak dan Indragiri (atau Kuantan). Sebagian dari mereka tinggal dan mengembangkan budaya dan adat di sekitar Kabupaten Limapuluh Kota.
Dalam adminisitrasi kolonial Hindia Belanda, daerah ini tergabung dalam Gouvernement Sumatra's Westkust yang juga mencakup daerah Tapanuli. Sejak 1906 wilayah Tapanuli dipisahkan menjadi Residentie Tapanuli. Sedangkan wilayah Kerinci kemudian digabungkan ke dalam Sumatra's Westkust.
Pada awal kemerdekaan Indonesia, wilayah Sumatera Barat tergabung dalam provinsi Sumatera yang berpusat di Medan. Provinsi Sumatera kemudian dipecah menjadi tiga, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Sumatera Barat merupakan residensi di dalam provinsi Sumatera Tengah beserta residensi Riau dan Jambi.
Berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 tahun 1957, Sumatera Tengah kemudian dipecah lagi menjadi Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Wilayah Kerinci yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, residensi Sumatera Barat, digabungkan dalam provinsi Jambi sebagai kabupaten tersendiri. Pada awalnya ibukota provinsi baru ini adalah Bukittinggi, namun kemudian dipindahkan ke Padang.
Orang barat pertama tiba di Sumatera Barat adalah pengelanan Perancis Jean Parmentier di tahun 1529. Namun, orang barat yang menjajah adalah Belanda, Armada dagang Belanda terlihat di pesisir selatan antara 1595-1598. Selain orang Belanda, Negara Eropa yang juga datang ke wilayah ini adalah Portugis dan Inggris.
History
West Sumatra (Indonesian: Sumatera Barat, abbreviated to Sumbar) is a province of Indonesia. It lies on the west coast of the island Sumatra, and borders the provinces of North Sumatra (Sumatera Utara) to the north, Riau and Jambi to the east, and Bengkulu to the southeast. It includes the Mentawai Islands off the coast. The capital of the province is Padang.
The history of West Sumatra is closely related to the history of the Minangkabau people. Archaeological evidence indicates that the area surrounding the Limapuluh Koto regency forms the first area inhabited by the Minangkabau. This interpretation seems to be justified as the area of the Limapuluh Koto regency covers a number of large rivers which meet at the eastern part of the Sumatran coastline. The rivers were known have provided important sailing transportation from the previous era to the end of the last century. The Minangkabau ancestors were believed to have arrived on this route. They sailed from Asia (Indo-China) via the South China Sea, crossing the Malacca Strait and later settled along the Kampar, Siak and Indragiri (or Kuantan) rivers. A portion of them lived and developed their culture and traits around the Limapuluh Koto regency.
As administrative of Netherland East Indies colonial, this region is in Gouvernement Sumatra’s Westkust included Tapanuli. On 1906, Tapanuli became Residentie Tapanuli. On the otherhand, Kerinci came inside the Sumatra’sWestkust.
Early of Indonesian independent, West Sumatra joined to Sumatra Province concentrated in Medan. The Sumatra Province is separated into three provinces, North Sumatra, Middle of Sumatra, and South Sumatra. West Sumatra are residential in the Middle of Sumatra together with Riau and Jambi.
Based on emergenci decree No. 19 of 1957, then Middle Sumatra is separated into West Sumatra, Riau and Jambi. Kerinci, previously in Pesisir Selatan regency, is joined to Jambi as new regency. In the beginning, West Sumatra capital is Bukittinggi, the moved to Padang.
The first westerner to reach West Sumatra was the French explorer Jean Parmentier in 1529. However, the westerners who came for economic and political reasons were the Dutch. The Dutch commercial fleet was seen along the southern coast of West Sumatra between 1595 – 1598. Apart from the Dutch, other European nationalities also came to the region such as the Portuguese and the English.
Geografi
Sumatera Barat berada di bagian barat tengah pulau Sumatera dengan luas 42.297,30 km² . Provinsi ini memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk Bukit Barisan yang membentang dari barat laut ke tenggara. Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia termasuk dalam provinsi ini. Garis pantai Sumatera Barat seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 375 km.
Danau yang berada di Sumatera Barat adalah Maninjau (99,5 km²), Singkarak (130,1 km²), Diatas (31,5 km²), Dibawah (Dibaruh) (14,0 km²), Talang (5,0 km²)
Beberapa sungai besar di pulau Sumatera berhulu di provinsi ini, yaitu Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Inderagiri (disebut sebagai Batang Kuantan di bagian hulunya), Sungai Kampar dan Batang Hari. Semua sungai ini bermuara di pantai timur Sumatera, di provinsi Riau dan Jambi.
Sungai-sungai yang bermuara di pantai barat pendek-pendek. Beberapa di antaranya adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Batang Tarusan.
Gunung-gunung di Sumatera Barat adalah Marapi (2.891 m), Sago (2.271 m), Singgalang (2.877 m), Tandikat (2.438 m), Talakmau (2.912 m), Talang (2.572 m).
Keanekaragaman hayati
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber keanekaragaman hayati. Sebagian besar wilayahnya masih merupakan hutan alami dan dilindungi.
Dalam hutan tropis di Sumatera Barat dapat dijumpai berbagai spesies langka, misalnya: Rafflesia arnoldii (bunga terbesar di dunia), Harimau Sumatra, siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai jenis burung dan kupu-kupu.
Terdapat dua Taman Nasional di provinsi ini: Taman Nasional Siberut yang terdapat di Pulau Siberut (Kabupaten Mentawai) dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman Nasional terakhir ini wilayahnya membentang di empat provinsi: Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan.
Selain kedua Taman Nasional tersebut masih ada beberapa cagar alam lainnya, yaitu Cagar Alam Rimbo Panti, Cagar Alam Lembah Anai, Cagar Alam Batang Palupuh, Cagar Alam Lembah Harau, Taman Raya Bung Hatta, dan Cagar Alam Beringin Sakti.
Geography
West Sumatra lies in the middle of the western coast of Sumatra, and has an area of 42,297.30 km². Geographic features include plains, mountainous volcanic highlands formed by the Barisan mountain range that runs from north-west to south-east, and an offshore island archipelago called the Mentawai Islands. The West Sumatran coastline faces the Indian Ocean and stretches 375 km from North Sumatra province in the north-west to Bengkulu in the south-east. The lakes of West Sumatra include: Maninjau (99.5 km²), Singkarak (130.1 km²), Diatas (31.5 km²), Dibawah (14.0 km²), Talang (5.0 km²). The rivers of West Sumatra include: Kuranji, Anai, Ombilin, Suliki, Agam, Sinamar, Arau. The mountains & volcanoes of West Sumatra include: Marapi (2,891 m), Sago (2,271 m), Singgalang (2,877 m), Talakmau (2,912 m), Talang (2,572 m), Tandikat (2,438 m).
Flora and fauna
The province includes large areas of dense tropical forest, which is home to a host of species including: Rafflesia arnoldii (world's largest flower), Sumatran Tiger, Siamang, Malayan tapir, Sumatran Serow, Rusa Deer, Malayan Sun Bear, Bornean Clouded Leopard, and many birds and butterflies.
The province includes two National Parks: Siberut National Park and Kerinci Seblat National Park, as well as a number of nature reserves: Rimbo Panti Nature Reserve, Batang Palupuh Nature Reserve, Lembah Anai Nature Reserve, Lembah Harau Nature Reserve, Bung Hatta Grand Forest Park, Beringin Sakti Nature Reserve.
For more details on this topic, see [www.nature-conservation.or.id/sumatra/index.html].
Transportasi
Provinsi ini bisa dijangkau lewat Bandara Minangkabau Internasional Airport (BIM)-Ketaping, Padang Pariaman, 23 km arah barat laut dari Padang. Bandara ini melayani penerbangan langsung ke Kuala Lumpur, Singapura, dan sejumlah kota di Indonesia.
Gerbang masuk utama diantaranya Jalan Lintas Sumatera yang membelah provinsi ini hingga ke Medan di barat laut dan Jakarta ke arah tenggara, jalan raya Padang-Bukittinggi-Pekanbaru dan Padang-Painan-Bengkulu.
Angkutan bus antar kota melayani semua Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat dan kota-kota utama di Sumatra. Angkutan umum lain diantaranya bendi, oplet dan taxi.
Teluk Bayur adalah gerbang laut, pelabuhan terbesr dan tersibuk di Pesisir Barat Sumatra yang digunakan umumnya untuk mengekspor barang-barang dari Sumatera Barat. provinces.
Jalur kereta api hanya melayani Padang dan Pariaman.
Transportation
The province is served by the newly-opened Minangkabau International Airport, 23 km north-west of Padang in Ketaping, Padang Pariaman regency. The airport as hub and direct flied services to Kuala Lumpur, Singapore, and many cities in Indonesia.
Significant roads include the Trans-Sumatran Highway which runs through the province and heads north-west towards Medan and south-east towards Jakarta, the road between Padang -Bukittinggi-Pekanbaru and between Padang-Painan-Bengkulu.
Regular bus services run between Padang to all regenciesand cities of West Sumatra and other major cities in SumatraOther public transport options within the province include oplet, taxi and horse cart (bendi).
The Teluk Bayur port in Padang is the largest and busiest on the western coast of Sumatra. It is used for exporting goods from West Sumatra as well as from some areas of the neighboring provinces.
Railway services run between Padang and Pariaman.
0 Comments:
Post a Comment
Silakan isi komentar anda di bawah ini